Tahukah anda bahwa saat ini usaha ternak sapi merupakan salah satu bidang usaha yang memiliki potensi besar serta keuntungan yang tinggi. Mengapa demikian?

hal ini dikarenakan permintaan daging dari tahun ke tahun meningkat, sedangkan permintaan tersebut belum diimbangi dengan penambahan produksi yang memadai. Selain itu, keuntungan yang tinggi bisa didapatkan pada saat menjelang Idul Adha atau Idul Qurban, karena harga jual sapi potong akan mengalami lonjakan yang signifikan dari harga biasanya.

Bagaimana? Sudah tertarik dengan usaha penggemukan sapi potong?

Nah, di artikel ini kami akan mengajak anda mengenal usaha penggemukan sapi potong. Mulai dari cara memilih bakalan yang bagus, cara pemberian pakan yang tepat, dan tips penjualan agar anda mendapatkan keuntungan yang tinggi.

Penasaran, kan? Langsung saja, yuk simak artikelnya!

Cara memilih bakalan sapi yang bagus dan tepat

Memilih bakalan yang tepat sangat berpengaruh dalam kesuksesan usaha penggemukan sapi, karena berdampak langsung terhadap produktivitas ternak dan efisiensi pakan yang digunakan. Oleh karena itu,agar mendapatkan bakalan sapi potong yang bagus, anda harus memperhatikan beberapa kriteria di bawah ini.

  1. Bangsa sapi

Peternak harus memilih bakalan sapi yang mampu beradaptasi dengan lingkungan antara lain penyesuaian iklim dan pakan. Indonesia sendiri memiliki iklim tropis dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi serta pakan berserat kasar. Maka dari itu, pemilihan bangsa sapi yang sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut merupakan faktor penting untuk menentukan bakalan tersebut tepat atau tidak.

Sifat genetik indukan suatu bangsa sapi akan diwariskan kepada keturunannya. Selain itu, setiap bangsa memiliki keunggulan tersendiri. Ada banyak sapi yang cocok diternakkan di Indonesia, contohnya sapi bali, sapi madura dan lain sebagainya. Pemilihan ini memang cukup beralasan sebab peternak tidak ingin mengalami kerugian akibat faktor lingkungan yang tidak mendukung

  1. Jenis kelamin

Pemilihan sapi sebaiknya berjenis kelamin jantan. Hal ini dikarenakan sapi jantan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan sapi betina. selain itu, untuk mencegah pemotongan sapi betina yang masih produktif.

  1. Umur

Berapa ya umur sapi yang ideal sebagai bakalan? Umur sapi yang ideal/ baik untuk bakalan yaitu antara 1-2,5 tahun. Sapi umur 1-2,5 tahun memiliki pembentukan/ sintesis daging sedang bagus-bagusnya, efisiensi saluran cerna juga optimal, sehingga pakan yang diberikan diserap secara optimal untuk pertumbuhan. Akhirnya pertambahan bobot badan optimal, biaya pakan minimal sementara keuntungan maksimal.

Perlu diketahui sapi dengan umur diatas 2,5 tahun memiliki pertumbuhan bobot badan yang lambat dibandingkan umur di bawahnya. Pembentukan sintesis daging minimal, sementara pembentukan lemak subkutan maksimal. Jadi, untuk bakalan pilihlah umur 1-2,5 tahun jangan coba-coba pilih umur yang lebih tua.

  1. Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan merupakan faktor paling penting dalam memilih bakalan. Sapi yang sehat memiliki sistem metabolisme dan sistem pencernaan yang normal, sehingga pertumbuhannya tidak akan mengalami hambatan. Kesehatan bakalan sapi bisa dilihat dari fisik yang lengkap dan normal, seperti kaki tidak pincang, tidak terdapat luka pada kulit, bulu mengkilat, mata dan telinga lengkap, hidung berlendir, serta nafsu makan yang tinggi.

Bakalan yang tidak sehat akan mudah terserang berbagai macam penyakit. Bakalan tersebut cukup beresiko, karena dapat menularkan penyakit ke sapi yang lain masih sehat.

Manajemen kandang yang baik

Kandang merupakan suatu bangunnan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak. Kandang berfungsi untuk melindungi sapi dari gangguan luar yang merugikan seperti cuaca panas maupun hujan, cuaca buruk, dan tiupan angin kencang. Persyaratan yang harus dipenuhi saat membuat kandang sapi potong antara lain,

  1. Jauh dari pemukiman penduduk

Hal ini bertujuan untuk menghindari bau kotoran sapi yang dapat mengganggu masyarakat sekitar.

  1. Lokasi kandang minimal berjarak 10 meter dari rumah peternak

Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi pencemaran sumber-sumber lain seperti selokan, irigasi dan lain-lain

  1. Kandang harus memiliki ventilasi yang baik

Fungsi dibuatnya ventilasi yang baik agar sirkulasi udara tetap terjaga

  1. Arah kandang dibuat dengan mempertimbangkan cahaya matahari

Hal ini agar cahaya matahari masuk ke dalam kandang berfungsi sebagai disinfektan alami untuk menghambat perkembangbiakan bakteri. Selain itu, masuknya cahaya matahari agar kandang tidak lembab.

  1. Lokasi kandang sapi harus dekat sumber air

Tujuan harus dekat sumber air yaitu untuk penyediaan air minum yang cukup agar sapi tidak kepanasan dan tidak mengalami dehidrasi.

Dengan manajemen kandang yang baik akan membuat sapi tetap sehat. Sapi dalam kondisi sehat sangat berpengaruh dalam kesuksesan usaha penggemukan, hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi produktivitas sapi.

Cara pemberian pakan yang tepat

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi usaha penggemukan pada sapi adalah cara pemberian pakan. Pakan yang diberikan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk mencapai pertambahan bobot badan setinggi-tingginya dalam waktu relatif singkat. Untuk itu pemberian pakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan ternak baik dari segi kuantitas dan kualitasnya (nilai gizi).

Pakan diberikan 2x sehari yaitu pada saat pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada pagi hari berlangsung pada pukul 07.00-08.00, sedangkan pada sore hari berlangsung pada pukul 16.00-17.00. Pemberian pakan disesuaikan dengan bobot badan sapi. Kebutuhan pakan bahan kering adalah 2-3% dari bobot badan sapi.

Salah satu jenis pakan untuk penggemukan sapi yaitu rumput hay/ rumput gajah. Rumput hay adalah tanaman hijauan yang diawetkan dengan cara dikeringkan kemudian disimpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30%. Mengolah menjadi rumput hay merupakan salah satu cara untuk menyimpan pakan agar tetap memiliki kandungan nutrisi yang tinggi.

Pemberian konsentrat sapi berkualitas 

Dalam usaha penggemukan sapi potong, konsentrat merupakan hal yang sangat penting, karena dengan yang berkualitas dapat meningkatkan bobot badan sapi lebih efektif dan efisien. Konsentrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan pakan ternak. Pakan yang satu ini memiliki kandungan serat kasar rendah. Nutrisi utama dari pakan konsentrat berupa energi dan protein.

Saat ini konsentrat mudah ditemukan, karena sudah banyak konsentrat yang dijual di pasaran. Tetapi perlu diingat, tidak semua konsentrat berkualitas. Peternak harus tahu ciri konsentrat berkualitas, agar usaha penggemukan sapi bisa sukses. Dengan diberikannya konsentrat dapat meningkatkan produktivitas sapi.

Maka dari itu, jika anda ingin membeli konsentrat, anda harus lebih bijak dan selektif dalam memilihnya. Produk konsentrat mana yang berkualitas dan terpercaya, pastikan anda membeli konsentrat dengan kualitas premium.

Metode penggemukan

Berikut adalah beberapa metode yang dapat anda gunakan dalam usaha penggemukan :

  1. Dry lot fattening

Dry lot fattening yaitu penggemukan sapi dengan memperbanyak pemberian pakan konsentrat. Jumlah pemberian hijauan hanya relatif sedikit sehingga efisiensi penggunaan pakan lebih tinggi. Perbandingan konsentrat dan hijauan berkisar antara 60:40 sampai 80:20.

  1. Pasture fattening

Metode yang satu ini yaitu sistem penggemukan dimana sapi berada di padang penggembalaan dan baru dikandangkan saat saat hari menjelang petang. Pakan yang diberikan berupa hijauan secara keseluruhan dan tanpa diberi pakan konsentrat.

  1. Kombinasi dry lot fattening dan pasture fattening

Cara ini yaitu bila musim hujan sapi digembalakan, sedangkan pada saat kemarau sapi dikandangkan dan diberi pakan penuh. Bisa juga pada siang hari digembalakan dan pada malam hari dikandangkan dan diberi pakan.

Pemanfaatan limbah kotoran sapi

Kotoran sapi hasil penggemukan dimanfaatkan antara lain sebagai berikut :

  1. Kotoran sapi sebagai pupuk kandang

Ada dua jenis pupuk yang dikenal sekarang, yaitu pupuk anorganik (pupuk kimia) dan pupuk organik (kompos). Kompos dapat terbuat dari kotoran ternak seperti sapi, daun-daunan, atau kombinasi keduanya. Tetapi kotoran sapi sebagai pupuk organik perlu penanganan yang baik, karena dengan penanganan yang kurang baik seperti kotoran sapi masih belum matang (panas), jika digunakan untuk memupuk tanaman dapat menyebabkan kelayuan atau bahkan mengalami kematian akibat kepanasan.

Maka dari itu, kotoran sapi yang digunakan sebagai pupuk organik harus dingin atau mengalami kematangan terlebih dahulu. Penggunaan kotoran sapi menjadi pupuk untuk melestarikan kesuburan tanah, bukan saja untuk melestarikan lingkungan, melainkan juga akan meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi dari kotoran sapi pada usaha penggemukan sapi.

  1. Kotoran sapi sebagai bahan pembuatan gas bio untuk rumah tangga

Gas bio adalah bahan bakar yang dapat dipergunakan untuk memasak yang memakai kompor dan untuk penerangan di rumah-rumah sebagai pengganti listrik. Gas bio dapat dihasilkan dengan mengolah kotoran sapi yang dihasilkan dari usaha penggemukan sapi. Dengan pembuatan gas bio, kotoran sapi dari usaha penggemukan akan lebih meningkatkan nilai ekonominya dan akan sangat mengurangi biaya rumah tangga.

Cara menjual sapi potong

Berdasarkan tempatnya, penjualan sapi potong dapat dibagi dua yaitu

  1. Online

Peternak dapat menjual sapi potong lewat media online. Peternak bisa menjualnya di website, aplikasi marketplace, maupun aplikasi khusus produk dia. Penjualan lewat online lebih menjanjikan karena jangkauan pasarnya lebih luas, dibandingkan dengan penjualan offline. Selain Itu, banyak media promosi yang dapat digunakan peternak. Media promosi digital saat ini juga semakin beragam dan fiturnya juga lengkap sehingga strategi penjualan dapat berjalan lancar.

  1. Offline 

Penjualan sapi secara offline adalah penjualan sapi secara langsung antara peternak dengan pembeli bertemu dalam satu tempat. Ada 3 tempat untuk anda yang ingin menjual sapi potong,

1. Pasar Hewan

Ada di beberapa wilayah Indonesia yang pasar hewannya buka pada hari/ tanggal tertentu. Proses transaksi di pasar hewan ada beberapa cara, salah satu caranya adalah model taksiran yaitu sapi-sapi yang penjual tawarkan dijual berdasarkan taksiran, mereka menentukan harga jualnya sesuai dengan yang ditentukan pihak penjual. Keuntungan transaksi di pasar tradisional adalah pembayaran dilakukan dengan cash/ tunai, sehingga tidak akan ada penipuan. Tetapi transaksi di pasar hewan juga memiliki kekurangan yaitu harganya lebih murah dibandingkan dengan di RPH (Rumah Potong Hewan)

2. RPH  (Rumah Potong Hewan)

Cara selanjutnya peternak bisa menjual sapi potong ke RPH yaitu dengan menjualnya ke para jagal, RPH hanya menjadi sarana tempat pemotongan. Biasanya jagal mengadakan kesepakatan harga berdasarkan timbangan bobot sapinya, jadi bobot sapi ditimbang terlebih dahulu kemudian baru melakukan penawaran. Atau biasanya pra jagal meminta supaya harga ditetapkan berdasarkan hasil karkasnya. Keuntungan menjual sapi di RPH adalah biasanya harga relatif tinggi jika dibandingkan dengan harga jual di pasar hewan. Tetapi memiliki resuko juga yaitu pembayarannya tempo hari, jadi dikhawatirkannya pembeyaran bisa bermaslah.

3. Perusahan

Peternak juga dapat menjual sapi potong ke perusahaan/ industri olahan daging yang telah bermitra dengan para peternak melalui RPH (Rumah Potong Hewan). Daging diolah oleh perusahaan/ industri daging olahan, kemudian dipasarkan oleh para pedagang ke konsumen dalam bentuk olahan daging sapi (daging segar/ beku, bakso, sosis, abon) melalui pasar tradisional atau pasar swalayan.

Di artikel ini, anda sudah mempelajari tentang usaha penggemukan sapi.

Kalau anda tertarik menggeluti bidang peternakan, khususnya usaha penggemukan sapi, anda bisa menerapkan berbagai cara yang sudah dibahas di atas.

Akhir kata, demikian pembahasan mengenai usaha penggemukan sapi mulai dari cara memilih bakalan yang bagus, cara pemberian pakan yang tepat, sampai cara menjual sapi potong. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda.

Terimakasih dan salam sukses!

 

Comments are disabled.